1. Keanekaragaman
tumbuhan
Keanekaragaman
merupakan ungkapan terdapatnya beranekaragam bentuk, penampilan, densitas
dan sifat yang nampak pada berbagai tingkatan organisasi kehidupan seperti
ekosistem, jenis, dan genetik. Nilai keanekaragaman ditentukan dengan
menggunakan angka indeks.Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang cukup
banyak, baik flora maupun fauna.
Beberapa teori menurut ahli
a. Charles
Darwin
Charles
Darwin adalah tokoh yang sangat terkenal dalam kaitannya dengan evolusi. Darwin
banyak mengemukakan gagasan-gagasannya tentang evolusi. Karena pemikirannya
tersebut, Darwin dikenal sebagai Bapak Evolusi.Pokok-pokok
pemikiran yang melandasi ajaran Darwin mengenai evolusi antara lain:
Tidak ada individu yang identik, selalu ada variasi meskipun
dalam satu keturunan.
b. J.B
Lamarck
Lamarck
memunculkan istilah evolusi yang berkaitan dengan bidang kajian biologi yakni
evolusi makhluk hidup. J.B Lamarck mengungkapkan bahwa, makhluk hidup merupakan
tingkat-tingkat perkembangan kehidupan, sedang manusia berada di puncak
perkembangan tersebut. Yang artinya bahwa tidak akan muncul lagi makhluk hidup
yang lebih tinggi tingkat ke sempurnaannya di masa yang akan datang. Proses
perkembangan tersebut menurut Lamarck dipengaruhi oleh kebiasaan. Kebiasaan
tersebut akan menyebabkan perubahan struktur tubuh (anatomi) dan diwariskan
kepada keturunannya. Sebagai akibat pengaruh kebiasaan tersebut, Lamarck menyimpulkan
bahwa organ-organ yang digunakan
2. Taksonomi
Taksonomi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari penelusuran,
penyimpanan contoh, pemerian, pengenalan (identifikasi), pengelompokan
(klasifikasi), dan penamaan tumbuhan.
Ilmu ini merupakan cabang daritaksonomi. Taksonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu : Taxis yang
artinya susunan (arrangement) dan Nomos artinya aturan
(hukum), taksonomi merupakan susunan berdasarkan aturan tertentu. Klasifikasi
tumbuhan adalah bagian dari taksonomi. Ilmu taksonomi tumbuhan mengalami banyak
perubahan cepat semenjak digunakannya berbagai teknik biologi molekular dalam
berbagai kajiannya. Pengelompokan spesies ke dalam berbagai takson sering kali
berubah-ubah tergantung dari sistem klasifikasinya.
3. Hubungan
Taksonomi Dengan Ilmu lainnya
a. Data
yang di peroleh dari berbagai bidang disiplin ilmu sangat berguna bagi
taksonomi.
b. Ilmu
ilmu lain tidak akan berjalan pesat tanpa taksonomi
c. Identitas
obyek penelitian ditentukan lewat pendekatan taksonomijika meragukan maka nilai
penelitian akan merosot
Berikut adalah contoh langsung beberapa
disiplin ilmu yang sangat membantu dalam pengkajian taksonomi :
a. Morfologi
b. Anatomi
c. Palinologi
d. Fisiologi
e. Biokimia
f. Genetika
g. Biologi
molekuler dll
4. Ruang
Lingkup Taksonomi
Ruang lingkup taksonomi dan sistematika
lingkungan mempelajari tentang macam-macam keanekaragaman ditinjau dari
kekerabatannya. Menurut pengertian baru taksonomi diberi pengertian sebagai
ilmu yang mempelajari tentang teori-teori klasifikasi, pencirian dan penamaan.
Dengan demikian kegiatan taksonomi mencakup tentang :
a. Dasar-dasar
pencirian
b. Tata
cara pengenalan dan hukum-hukum penamaan
c. Asas-asas
pengaturan tumbuhan dalam golongan atau kesatuan kelasnya secara ideal.
5. Tata
Cara Pengenalan dan Hukum Penamaan
Konsep-konsep dasar mengenai taksonomi
tumbuhan diuraikan sebagai berikut :
1. Identifikasi
Selain mengadakan penggolongan atau
klasifikasi, unsur utama dalam taksonomi salah satunya adalah pengenalan atau identifikasi.
Melakukan identifikasi tumbuhan berarti mengungkapkan atau menetapkan identitas
(jati diri) suatu tumbuhan (meliputi : menentukan nama yang benar, tempat yang
tepat dalam sistem klasifikasi).
a) Tumbuhan yang akan
diidentifikasikan mungkin belum dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan (belum ada
nama ilmiahnya), atau mungkin sudah dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan.
b) Penentuan nama baru dan
penentuan tingkat-tingkat takson harus mengikuti aturan yang ada dalam KITT
(Kode Internasional Tatanama Tumbuhan).
c) Prosedur identifikasi
tumbuhan yang untuk pertama kali akan diperkenalkan ke dunia ilmiah memerlukan
bekal ilmu pengetahuan yang mendalam tentang isi KITT.
d) Untuk identifikasi
tumbuhan yang telah dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan, memerlukan sarana
antara lain bantuan orang, specimen herbarium, buku-buku flora dan monografi,
kunci identifikasi dan lembar identifikasi jenis.
2. Tatanama
a) Peraturan
tentang pemberian nama ilmiah perlu diciptakan agar ada kesamaan pemahaman di
antara ahli-ahli Botani di seluruh dunia tentang apa yang dimaksud.
b) Nama
ilmiah adalah nama-nama dalam bahasa Latin atau bahasa yang diperlakukan
sebagai bahasa Latin tanpa memperhatikan dari bahasa mana asalnya.
c) Tujuan
dari tatanama tumbuhan adalah sebagai berikut :
- Sebagai media untuk
komunikasi
-Menunjukkan identitas
tumbuhan
-Menunjukkan adanya
kekerabatan
d) Sistem
pemberian nama
Ada 2 sistem dalam
taksonomi untuk sistem pemberian nama anatara lain :
· Nama
daerah/nama lokal/nama umum
Pada awalnya nama suatu
tumbuhan menggunakan bahasa induk orang yang member nama, dengan demikian satu
jenis tumbuhan dapat mempunyai nama yang berbeda-beda sesuai dengan bahasa
orang yang memberikannya.
Misal : orang Indonesia
menyebut pisang, orang Inggris menyebut
banana, orang Jawa Timur menyebut gedang,
orang Sunda menyebutcauk. Nama daerah atau nama lokal ini dasar
pemberian nama berbedabeda dan mempunyai sifat khusus, bersifat tidak universal
artinya tanpa metode penamaan dan penggunaannya sangat terbatas.Beragamnya
sebutan atau bahasa untuk satu jenis tumbuhan dalam taksonomi dikategorikan
nama nama daerah/nama lokal/nama umum.
· Nama
ilmiah
Berkembangnya ilmu
taksonomi tumbuhan, maka muncul nama ilmiah (scientific name). Dimana sistem
pemberian nama ilmiah ini bersifat netral dan dapat diterima semua pihak.
e) Sistem
Penamaan Binomial
Tatanama binomial (binomial =
dua nama) merupakan aturan penamaan baku bagi semua organisme (makhluk hidup)
yang terdiri dari dua kata dari system taksonomi (biologi),
dengan mengambil nama genus dan nama spesies. Nama
yang dipakai adalah nama baku yang diberikan dalam bahasa Latin atau
bahasa lain yang dilatinkan. Oleh penyusunnya yaitu Carolus Linnaeus aturan ini
pada awalnya diterapkan untuk fungi,tumbuhan dan hewan,
namun kemudian dikembangkan dan diterapkan juga untuk bakteri. Sebutan
yang disepakati untuk nama ini adalah 'nama ilmiah' (scientific name).
Nama ilmiah seringkali disebut sebagai "nama latin" meskipun istilah
ini tidak tepat sepenuhnya, karena sebagian besar nama yang diberikan bukan
istilah asli dalam bahasa latin melainkan nama yang diberikan oleh orang yang
pertama kali member deskripsi (deskriptor) kemudian dilatinkan.
f) Aturan
penulisan
· Aturan
penulisan dalam tatanama binomial selalu menempatkan nama
genus di awal dan nama spesies mengikutinya.
· Nama genus
SELALU diawali dengan huruf kapital (huruf besar,
uppercase) dan nama spesies SELALU diawali dengan huruf biasa(huruf
kecil, lowercase).
· Penulisan
nama ini tidak mengikuti tipografi yang menyertainya, artinya:
suatu teks yang semuanya
menggunakan huruf kapital/balok, misalnya
pada judul suatu naskah,
tidak menjadikan penulisan nama ilmiah
menjadi huruf kapital semua) kecuali untuk hal
berikut:
- Pada
teks dengan huruf tegak (huruf latin), nama ilmiah ditulis
dengan huruf miring (huruf italik), dan
sebaliknya. Contoh :
Cyprinus carpio, Marsilea crenata
- Pada
teks tulisan tangan, nama ilmiah diberi garis bawah yang
terpisah untuk nama genus dan nama spesies.
· Nama lengkap
(untuk hewan) atau singkatan (untuk tumbuhan) darideskriptor boleh
diberikan di belakang nama spesies, dan ditulis dengan huruf tegak (latin) atau
tanpa garis bawah (jika tulisan tangan). Jika suatu spesies digolongkan dalam
genus yang berbeda dari yang berlaku sekarang, nama deskriptor ditulis dalam
tanda kurung. Contoh :Glycine max Merr., Passer
domesticus (Linnaeus, 1978) (Merr.adalah singkatan dari
deskriptor (dalam contoh ini E.D. Merrill) yang hasil karyanya diakui untuk
menggambarkan Glycine max.
· Pada penulisan
teks yang menyertakan nama umum/trivial, nama ilmiah biasanya menyusul dan
diletakkan dalam tanda kurung. Contoh :PENGUJIAN AKTIVITAS PROTEIN ANTIMIKROBIA
DARI BIJI MELINJO (Gnetum gnemon L.) TERHADAP
BEBERAPA MIKROBIA PATOGENIK TANAMAN.
· Nama ilmiah
ditulis lengkap apabila disebutkan pertama kali. Penyebutan selanjutnya cukup
dengan mengambil huruf awal nama genus dan diberi titik lalu nama spesies
secara lengkap. Contoh : salah satu penyebab penyakit penting pada tanaman
cabai adalah Fusarium oxysporum, karena menyebabkan rendahnya
produksi. Kehilangan produksi akibat F. oxysporum ini berkisar
5-30%
· Singkatan
"sp." (zoologi) atau "spec." (botani) digunakan jika nama
spesies tidak dapat atau tidak perlu dijelaskan. Singkatan "spp."
(zoologi dan botani) merupakan bentuk jamak. Contoh : Canissp.,berarti
satu jenis dari genus Canis; Adiantum spp.,
berarti jenis-jenis Adiantum.
g) Cara
Pemberian Nama Kelas, Bangsa, Famili dan Spesies
· Nama kelas :
nama genus + nae; contoh : Psilophti + nae sehingga menjadi kelas Psilophtinae
Kelas : Psilophtinae; Ordo : Psilotales; Famili : Psilotaceae; Spesies : Psilotum
nudum
· Nama ordo :
nama genus + ales; contoh : Lycopodi + ales sehingga menjadi ordo Lycopodiales
Kelas : Lycopodiinae; Ordo : Lycopodiales; Famili : Lycopodineae; Spesies : Lycopodium
cernum
· Nama famili :
nama genus + aceae; contoh : Marchantia + ceae sehingga menjadi family
Marchantiaceae Kelas : Hepaticeae; Ordo : Marchantiales; Famili :
Marchantiaceae; Spesies : Marchantia polymorpha.
6. Definisi
a) Taksonomi
= Taksonomi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari penelusuran,
penyimpanan contoh, pemerian, pengenalan (identifikasi), pengelompokan
(klasifikasi), dan penamaan tumbuhan
b) Sistematik
= Ilmu yang secara ilmiah mempelajari keanekaragaman makhluk hidup serta
sejarah hubungan kekerabatan evolusi yang ada di antara mereka. Gabungan antara
taksonomi dan filogenetika.
c) Biosistematik
=
d) Klasifikasi
= Klasifikasi adalah penyusunan tumbuhan secara teratur ke dalam suatu
sistem hierarki. Sistem penyusunan ini berasal dari kumpulan informasi tumbuhan
secara individual, dengan hasil akhir yang menggambarkan hubungan kekerabatan
e) Identifikasi
= merupakan daya penganalisis yang berisi ciri-ciri khas takson tumbuhan yang
dicakupnya, dan ciri-ciri tadi disusun sedemikian rupa sehingga selangkah demi
selangkah pemakai kunci dipaksa memilih satu dari beberapa sifat yang
bertentangan, begitu seterusnya sehingga akhirnya diperoleh suatu jawaban
berupa identitas tumbuhan yang diinginkan.
f) Kunci
taksonomi = suatu proses yang digunakan untuk identifikasi tumbuhan yang belum
diketahui namanya,atau lebih tepatnya pada skema prosesnya.
g) Nomenklatur
= penerapan tekhnik penamaan tumbuhan sesuai dengan peraturan-peraturan yang
tertera dalam Kode Internasional Tatanama Tumbuhan (KITT).
Kesimpulan
1) Keanekaragaman
merupakan ungkapan terdapatnya beranekaragam bentuk, penampilan, densitas
dan sifat yang nampak pada berbagai tingkatan organisasi kehidupan seperti
ekosistem, jenis, dan genetic
2) Taksonomi
tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari penelusuran, penyimpanan contoh,
pemerian, pengenalan (identifikasi), pengelompokan (klasifikasi), dan penamaan tumbuhan.
3) Ruang
lingkup taksonomi dan sistematika lingkungan mempelajari tentang macam-macam
keanekaragaman ditinjau dari kekerabatannya
No comments:
Post a Comment