Metode statistika adalah
metode-metode/prosedur-prosedur untuk pengumpulan, penyajian , analisis, dan
kesimpulan dari data. Metode statistika terbagi dua yaitu :
1.Statistika deskriptif yaitu berkaitan dengan
kegiatan pencatatan dan peringkasan hasil-hasil pengamatan terhadap
kejadian-kejadian atau karakteristik-karakteristik
manusia, tempat dan sebagainya,
secara kuantitatif
2.Statistika inferensial yaitu metode-metode untuk menganalisis sampel dari
populasi sehingga dapat ditarik kesimpulan tentang populasi dari sampel
tersebut.
Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan objek psikologis yang menjadi perhatian.
Populasi bisa populasi yang terhingga (contohnya
: jumlah mahasiswa UNPAD) dan populasi tak terhingga (contohnya : jumlah mahasiswa
UNPAD dari dulu hingga sekarang dan nantinya).
Sampel adalah himpunan bagian dari populasi.
Kita sangat akrab dengan kata “statistik” dalam kehidupan sehari-hari, bahkan
di negara kita terdapat lembaga negara yang bernama Badan Pusat Statistik
(BPS). Kita juga sering mendengar istilah “observasi”, “data”, “sensus”,
“sample”, “populasi” dan lain-lain. Mirip dengan kata statistik, terdapat kata
“statistika” seperti terlihat pada judul bab ini di atas. Berikut definisi
beberapa istilah tersebut:
STATISTIKA adalah kumpulan metoda yang digunakan untuk merencanakan eksperimen,
mengambil data, dan kemudian menyusun, meringkas, menyajikan, menganalisa,
menginterpretasikan dan mengambil kesimpulan yang didasarkan pada data
tersebut.
DATA adalah hasil observasi atau pengamatan yang telah dikumpulan. Data dapat
berupa hasil pengukuran; misalnya data tinggi dan berat badan, hasil
pengelompokan; misalnya jenis kelamin, hasil jawaban responden terhadap suatu
quesioner; misalnya tingkat kepuasan.
POPULASI adalah koleksi lengkap semua elemen yang akan diselidiki. Suatu
koleksi dikatakan lengkap jika ia memuat semua subjek yang akan diselidiki.
SENSUS adalah koleksi data dari semua anggota dalam populasi.
SAMPEL adalah sebagian koleksi anggota yang dipilih dari populasi.
STATISTIKA DESKRIPTIF adalah statistika yang berkaitan dengan analisis
dan deskripsi suatu grup sebagai populasinya, tanpa melakukan penarikan
kesimpulan apapun untuk komunitas yang lebih luas dari grup tersebut.
STATISTIKA INFERENSI adalah statistika yang mencoba untuk membuat suatu
deduksi atau kesimpulan pada populasi dengan menggunakan sampel dari populasi
tersebut.
Parameter dan Statistik
Parameter adalah sembarang nilai yang menjelaskan ciri populasi
Statistik adalah sembarang nilai yang menjelaskan
ciri dari sampel
Himpunan data adalah kumpulan dari fakta yang
dikumpulkan untuk maksudtertentu.
Data diskrit : data yang diperoleh dari proses
hitungan
Data kontinu : data yang diperoleh dari proses
pengukuran
Karakteristik dari himpunan data adalah :
Anggota : sekumpulan data terdiri dari
sekumpulan dari anggota-anggota untuk masing-masing anggota informasi tentang
satu atau lebih karakteristik yang diinginkan.
Variabel : sebuah karakteristik yang dapat
diperoleh dari berbagai kemungkinan hasil yang berbeda-beda.
Variabel kuantitatif : variabel yang hasilnya
berupa angka
Variabel kualitatif : variabel yang hasilnya
hanya atribut.
Pengamatan (observasi) : informasi tentang
sebuah variabel tunggal untuk sebuah anggota dari sekumpulan data
Statistika parametrik adalah prosedur yang
pengujian yang dilakukan berlandaskan distribusi. Salah satu karakteristiknya
penggunaan prosedur ini melibatkan asumsi-asumsi tertentu. Contoh dari
statistik parametrik adalah analisis regresi, analisis korelasi, analisis
varians.
Statistika non parametrik adalah prosedur dimana
kita tidak melibatkan parameter serta tidak terlibatnya distribusi. Contoh :
uji keacakan, uji kecocokan (goodness of fit),dll.
Kelebihan statistika non parametrik
•Asumsi yang digunakan dalam jumlah yang minimum
maka kemungkina penggunaan secara salah juga kecil.
•Untuk beberapa prosedur perhitungan dapat
dilakukan dengan mudah secara manual.
•Konsep-konsep dari prosedur ini menggunakan
dasar matematika dan statistika yang mudah dipahami.
•Prosedur ini dapat digunakan pada skala ordinal
maupun nominal.
Kelemahan dari prosedur statistika non
parametrik
•Jika suatu kasus yang dapat dianalisis dengan
statistika parametrik, kemudian digunakan analisis statistika non parametrik
akan menyebabkan pemborosan informasi.
•Meskipun prosedur penghitungannya sederhana,
perhitungannya kadang-kadang membutuhkan banyak tenaga dan menjemukan.
Kapan prosedur non parametrik digunakan ?
•Bila hipotesis yang harus diuji tidak
melibatkan suatu parameter populasi.
•Bila skala pengukuran yang disyaratkan dalam
statistika parametrik tidak terpenuhi misalnya skala ordinal dan nominal.
Data dibedakan menurut skala yang digunakan pada
saat melakukan pengukuran. Dengan pengukuran dimaksudkan sebagai upaya
memberikan angka numerik terhadap obyek menurut aturan-aturan tertentu. Aturan
yang berbeda akan menghasilkan skala yang berlainan sehingga akan memberikan
jenis pengukuran yang berbeda. Terdapat empat macam skala pengukuran yang ada
yaitu:
SKALA NOMINAL
Skala nominal merupakan skala pengukuran yang
paling rendah tingkatannya di antara ke empat skala pengukuran yang lain.
Seperti namanya, skala ini membedakan satu obyek dengan obyek lainnya
berdasarkan lambang yang diberikan. Oleh karena itu data dalam skala nominal dapat
dikelompokkan ke dalam beberapa kategori, dan kepada kategori tersebut dapat
diberikan lambang yang sesuai atau sembarang bilangan. Bilangan yang diberikan
tidak mempunyai arti angka numerik artinya kepada angka-angka tersebut tidak
dapat dilakukan operasi aritmetika, tidak boleh menjumlahkan, mengurangi,
mengalikan, dan membagi. Bilangan yang diberikan hanyalah berfungsi sebagai
lambang yang dimaksudkan hanya untuk membedakan antara data yang satu dengan
data yang lainnya. Contoh : Data mengenai barang-barang yang dihasilkan oleh
sebuah mesin dapat digolongkan dalam kategori cacat atau tidak cacat. Barang
yang cacat bisa diberi angka 0 dan yang tidak cacat diberi angka 1. Data 1
tidaklah berarti mempunyai arti lebih besar dari 0. Data satu hanyalah menyatakan
lambang untuk barang yang tidak cacat.
Kesimpulan : Bilangan dalam Skala Nominal
berfungsi hanya sebagai lambang untuk membedakan, terhadap bilangan-bilangan
tersebut tidak berlaku hukum aritmetika, tidak boleh menjumlahkan, mengurangi,
mengalikan, maupun membagi.
).¹ dan =Hubungan yang membatasi adalah hubungan
sama dengan dan tidak sama dengan (
Statistik yang sesuai dengan data berskala
Nominal adalah Statistik Nonparametrik. Contoh perhitungan statistik yang cocok
adalah Modus, Frekuensi dan Koefisien Kontingensi.
SKALA ORDINAL
Skala pengukuran berikutnya adalah skala
pengukuran ordinal. Skala pengukuran ordinal mempunyai tingkat yang lebih
tinggi dari skala pengukuran nominal. Dalam skala ini, terdapat sifat skala
nominal, yaitu membedakan data dalam berbagai kelompok menurut lambang,
ditambah dengan sifat lain yaitu, bahwa satu kelompok yang terbentuk mempunyai
pengertian lebih (lebih tinggi, lebih besar,…) dari kelompok lainnya. Oleh
karena itu, dengan skala ordinal data atau obyek memungkinkan untuk diurutkan
atau dirangking.
Contoh : Sistem kepangkatan dalam dunia militer
adalah satu contoh dari data berskala ordinal Pangkat dapat diurutkan atau
dirangking dari Prajurit sampai Sersan berdasarkan jasa, dan lamanya
pengabdian. Jika peneliti merangking data lamanya pengabdian maka peneliti
dapat memberikan nilai 1, 2, 3, … , 4 dst masing-masing terhadap seseorang
anggota ABRI yang berpangkat Prajurit, Kopral, Sersan, dst. Berbeda dengan
skala nominal, angka yang diberikan terhadap obyek tidak semata-mata berlaku
sebagai lambang tetapi juga memperlihatkan urutan atau rangking.
Kesimpulan: Pada tingkat pengukuran ordinal,
bilangan yang didapat berfungsi sebagai :
1.lambang untuk membedakan
2.untuk mengurutkan peringkat berdasarkan
kualitas yang telah ditentukan (> atau < ).
Pada tingkat pengukuran ordinal kita bisa
mengatakan lebih baik/lebih buruk, lebih besar/lebih kecil, tetapi tidak bisa
menentukan berapa kali lebih besarnya/lebih buruknya.
Statistik yang sesuai dengan data berskala
Ordinal adalah Statistik Nonparametrik. Contoh perhitungan statistik yang cocok
adalah Median, Persentil, Korelasi Spearman (rs ), Korelasi Thau-Kendall dan
Korelasi Thau-Kendall (W).
SKALA INTERVAL
Skala pengukuran Interval adalah skala yang
mempunyai semua sifat yang dipunyai oleh skala pengukuran nominal, dan ordinal
ditambah dengan satu sifat tambahan. Dalam skala interval, selain data dapat
dibedakan antara yang satu dengan yang lainnya dan dapat dirangking, perbedaan
(jarak/interval) antara data yang satu dengan data yang lainnya dapat diukur.
Contoh : Data tentang suhu empat buah benda A, B, C , dan D yaitu masing-masing
20. 30, 60, dan 70 derajat Celcius, maka data tersebut adalah data dengan skala
pengukuran interval karena selain dapat dirangking, peneliti juga akan tahu
secara pasti perbedaan antara satu data dengan data lainnya. Perbedaan data
suhu benda pertama dengan benda kedua misalnya, dapat dihitung sebesar 10
derajat, dst. Namun dalam skala interval, tidak mungkin kita melakukan
perbandingan antara satu data dengan data yang lainnya. Kita tidak dapat
mengatakan bahwa suhu 60 derajat Celcius dari benda C dan 30 derajat Celcius
untuk suhu benda B berarti bahwa benda C 2x lebih panas dari benda B. Hal ini
tidak mungkin karena skala interval tidak mempunyai titik nol yang mutlak.
Titik nol yang tidak mutlak berarti : benda dengan suhu nol derajat Celcius
bukan berarti bahwa benda tersebut tidak mempunyai panas. Kesimpulan : Bilangan
pada skala interval fungsinya ada tiga yaitu :
1.Sebagai lambang untuk membedakan,
2.Untuk mengurutkan peringkat, misal, makin
besar bilangannya, peringkat makin tinggi ( > atau <),
3.Bisa memperlihatkan jarak/perbedaan antara
data obyek yang satu dengan data obyek yang lainnya.
Titik nol bukan merupakan titik mutlak, tetapi
titik yang ditentukan berdasarkan perjanjian.
Statistik yang sesuai dengan data berskala
Interval adalah Statistik Nonparametrik dan Statistik Parametrik. Contoh
perhitungan statistik yang cocok adalah Rata-rata, Simpangan Baku, dan Korelasi
Pearson.
SKALA RASIO
Skala rasio merupakan skala yang paling tinggi
peringkatnya. Semua sifat yang ada dalam skala terdahulu dipunyai oleh skala
rasio. Sebagai tambahan, dalam skala ini, rasio (perbandingan) antar satu data
dengan data yang lainnya mempunyai makna. Contoh : Data mengenai berat adalah
data yang berskala rasio. Dengan skala ini kita dapat mengatakan bahwa data
berat badan 80 kg adalah 10 kg lebih berat dari yang 70 kg, tetapi juga dapat
mengatakan bahwa data 80 kg adalah 2x lebih berat dari data 40 kg. Berbeda dengan
interval, skala rasio mempunyai titik nol yang mutlak. Kesimpulan : Bilangan
pada skala Rasio fungsinya ada tiga yaitu :
1.Sebagai lambang untuk membedakan
2.Untuk mengurutkan peringkat, misal, makin
besar bilangannya, peringkat makin tinggi (> atau < ),
3.Bisa memperlihatkan jarak/perbedaan antara
data obyek yang satu dengan data obyek yang lainnya.
4.Rasio (perbandingan) antar satu data dengan
data yang lainnya dapat diketahui dan mempunyai arti. Titik nol merupakan titik
mutlak.
Statistik yang sesuai dengan data berskala Rasio
adalah Statistik Nonparametrik dan Statistik Parametrik. Contoh perhitungan
statistik yang cocok adalah Rata-rata kur, Koefisien Variasi dan
statistik-statistik lain yang menuntut diketahuinya titik nol mutlak.
No comments:
Post a Comment