Manajemen Pendidikan - DUNIA INFORMASI

Breaking

Saturday 19 March 2016

Manajemen Pendidikan

A.  Pengertian Manajemen Pendidikan
1.    Definisi Manajemen
Syafaruddin dalam bukunya Manajemen Lembaga Pendidikan mengutip pendapat Terry bahwa: Management is performance of conceiving and achieving desaired results by means of group efforts consisting of utilizing human talent and resources. Pendapat ini dapat dipahami bahwa manajemen adalah kemampuan mengarahkan dan mencapai hasil yang diinginkan sebagai tujuan sebuah organisasi dari usaha­-usaha manusia dan sumber daya lainnya.
Nanang Fattah dalam bukunya Landasan Manajemen Pendidikan, dalam memahami defenisi manajemenia mengemukakan pendekatan berdasarkan pengalaman manajer. Manajemen dilihat sebagai suatu sistem yang setiap komponennya menampilkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan. Manajemen merupakan suatu proses sedangkan manajer dikaitkan dengan aspek organisasi (orang-struktur-tugas-teknologi) dan bagaimana mengaitkan aspek yang satu dengan yang lain, serta bagaimana mengaturnya sehingga tercapailah tujuan sebuah sistem.
Manajemen sebagai proses akan melibatkan fungsi-fungsi seorang manajer yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pemimpinan (leading), dan pengawasan (controlling). Oleh karena itu manajemen diartikan sebagai proses merencana, mengorganisasi, memimpin dan mengendalikan upaya organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien.
2.    Definisi Pendidikan
Dalam UU Sisdiknas Pasal 1 ayat 1 dikatakan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, aklak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Menurut M.J. Langeveld, pendidikan adalah merupakan upaya manusia dewasa membimbing manusia yang belum dewasa kepada kedewasaan. Pendidikan ialah usaha menolong anak untuk melaksanakan tugas-tugas hidupnya, agar bisa mandiri, akil-baliq, dan bertanggung jawab secara susila. Pendidikan adalah usaha mencapai penentuan-diri-susila dan tanggung jawab.
3.    Manajemen Pendidikan
Untuk mengungkapkan sebuah konsep dasar manajemen pendidikan, akan dijelaskan terlebih dahulu defenisi manajemen pendidikan yang dikutip dari beberapa sumber.
Pendapat pertama Bush, mengemukakan bahwa manajemen pendidikan adalah suatu bidang kajian dan praktek yang berkaitan dengan operasional organisasi pendidikan.
Gaffar dalam E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, mengemukakan bahwa manajemen pendidikan mengandung arti sebagai suatu proses kerjasama yang sistematik, sistemik dan komprehensif dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Pengertian ini mengandung makna bahwa segala sesuatu yang berkenaan dengan pengelolaan proses pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan adalah merupakan manajemen pendidikan. Manajemen atau pengelolaan merupakan komponen integral dan tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan, karena tanpa manajemen tidak mungkin tujuan pendidikan dapat diwujudkan secara optimal, efektif, dan efisien.
Menurut Syafaruddin manajemen pendidikan adalah suatu usaha penerapan prinsip-prinsip dan teori manajemen dalam aktivitas pendidikan pada lembaga-lembaga pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
Dapat dikatakan bahwa kerangka kerja (frame work) manajemen pendidikan ialah prinsip-prinsip dan teori manajemen umum yang diaplikasikan untuk mengelola kegiatan pendidikan pada suatu organisasi pendidikan formal.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa manajemen pendidikan merupakan proses penerapan prinsip dan teori manajemen dalam pengelolaan kegiatan di lembaga pendidikan formal untuk mengefektifkan pencapaian tujuan pendidikan.
Manajemen pendidikan adalah aplikasi prinsip, konsep dan teori manajemen dalam aktivitas pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Untuk menjalankan organisasi pendidikan diperlukan manajemen pendidikan yang efektif. Sekolah harus dikelola dengan manajemen efektif yang mengembangkan potensi peserta didik, sehingga memiliki pengetahuan, sikap dan nilai yang mengakar pada karakter bangsa. Dengan kata lain salah satu strategi yang menentukan mutu pengembangan sumber daya manusia di sekolah untuk kepentingan bangsa di masa mendatang adalah peningkatan kontribusi manajemen pendidikan yang berorientasi kepada produktifitas.
B.   Dasar dan Tujuan Manjemen Pendidikan
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, pada umumnya para ahli memiliki kesamaan dalam mendefinisikan manajemen pendidikan yang secara umum memiliki dasar dan tujuan.
Manajemen akan tercapai dengan baik apabila didasarkan atas asas atau landasan yang tepat. Adapun pelaksanaan administrasi (manajemen) pendidikan di Indonesia ada dua macam azas atau dasar yaitu:

1.    Azas idiil  

Pelaksanaan sistem manajemen pendidikan yang dianut oleh negara Indonesia yaitu sistem pendidikan yang dilaksanakan berdasarkan pancasila dan UUD 45. Karena pada hakekatnya adalah manajemen pendidikan subtansi dari sistem pendidikan secara luas.
Sebagi tinjak lanjut dari dasar tersebut sistem pendidikan perlu diwadahi melalui sistem pendidikan nasional sebagai satu keseluruhan yang terpadu dari semua kegiatan pendidikan yang berkaitan dengan lainnya untuk mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan nasional.
2.    Azas operasional
Sebagaimana telah diketahui dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional telah tercantum dalam UUSPN No. 20 Tahun 2003, sehingga dewasa ini telah mengalami pembaharuan, upaya pembaharuan itu dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan ditingkat sekolah.
Untuk merealisasikan tujuan tersebut pemerintah memerlukan empat strategi pokok sebagai dasar dan tujuan manajemen pendidikan yaitu: pemerataan kesempatan pendidikan, relevansi pendidikan, kualitas pendidikan, dan efesiensi pengelolaan/manajemen pendidikan.
Dari uraian di atas, azas atau dasar bukanlah hukum atau dogma, tetapi hanya sebagai hipoksis yang harus diterapkan secara fleksibel, praktis, relevan, dan konsisten agar dapat mengurangi atau menghindari kesalahan-kesalahan dalam menjalankan pekerjaannya. Dengan demikain diharapkan agar sekolah dalam pengelolaan program pendidikan agar lebih mandiri dan mampu menentukan arah pengembangannya sesuai dengan kondisi dan tuntutan lingkungan masyarakat, dengan kata lain sekolah harus mampu mengembangkan program yang relevan dengan kebutuhan masyarakat.
Dan pada dasarnya, manajemen pendidikan memiliki beberapa tujuan, yaitu:
a.     Efisien dalam menggunakan sumber daya.
Dengan mempelajari manajemen pendidikan dengan baik, diharapkan seseorang dapat mengelola sumber daya secara efisien, misalnya sumber daya yang berupa pembiayaan, waktu dan lain sebagainya.
b.    Efektif dalam pencapaian tujuan.
Dengan mempelajari manajemen pendidikan secara berkesinambungan dan secara sungguh-sungguh, diharapkan seseorang dapat mengefektifkanproses dan sumber daya yang dikelola untuk mencapai tujuan dengan optimal.
c.    Bermuara pada tujuan pendidikan.
Tujuan manajemen pendidikan tidak akan lepas dari tujuan pendidikan nasional, yaitu  bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
d.   Mendukung kegiatan pendidikan dalam upaya mencapai tujuan  pendidikan.
Manajemen pendidikan juga mendukung dan memfasilitasi kegiatan pendidikan baik secara langsung maupun tidak langsung. Kegiatan pendidikan yang didukung dengan manajemen pendidikan yang baik, akan mendapatkan hasil yang baik sehingga tujuan pendidikan yang ditargetkan dapat tercapai.
C.  Bentuk-bentuk Manajemen Pendidikan
Manajemen pendidikan merupakan alternatif strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Secara garis besar bentuk manajemen pendidikan berdasarkan ruang lingkupnya meliputi manajemen pendidikan makro, mezzo dan mikro.
Manajemen pendidikan yang bentuknya makro adalah manajemen yang pengelolaannya dijalankan oleh lembaga tingkat nasional seprti departemen, derektorat jendral dan direktorat.
Adapun manajemen pendidikan yang berbentuk mezzo adalah manajemen pendidikan yang berlaku ditingkat daerah atau wilayah, seperti kantor pendidikan wilayah dan kopertis atau kopertais. Sedangkan manajemen pendidikan yang makro adalah manajemen pendidikan di lembaga yang paling dasar, pendidikan menengah.
Perencanaan makro adalah perencanaan yang mempunyai ruang lingkup nasional. Perencanaan makro berusaha menetapkan tujuan yang ingin dicapai, kebijakan-kebijakan yang akan ditempuh dan cara-cara mencapai tujuan itu pada tingkat nasional.
Perencanaan meso adalah perencanaan yang berusaha menjabarkan hal yang sudah disusun dalam perencanaan makro. Usaha penjabaran itu dilakukan secara lebih rinci kedalam bentuk program-program dalam dimensi yang lebih kecil. Perencanaan meso ini sudah lebih bersifat operasional, disesuaikan dengan keadaan daerah, departemen atau unit-unit. Karena merupakan penjabaran dari perencanaan makro maka kebebasannya dibatasi oleh apa yang sudah ditetapkan dalam perencanaan makro.
Perencanaan mikro merupakan perencanaan yang dilakukan pada tingkat institusional. Perencanaan mikro merupakan penjabaran lebih lanjut dari perencanaan yang disusun pada tingkat meso. Dalam proses penyususnannya kekhususan misi lembaga sangat diperlukan, tetapi tidak boleh bertentangan dengan apa yang sudah ditetapkan dalam perencanaan makro ataupun perencanaan meso.
D.  Fungsi, Tujuan dan Manfaat Manajemen Pendidikan

1.    Fungsi Manajemen Pendidikan

Fungsi manajemen pendidikan adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan pendidikan untuk mencapai tujuan yang efektif dan efisien. Dalam Manajemen terdapat fungsi-fungsi manajemen yang terkait erat di dalamnya.
Menurut George R. Terry, fungsi manajemen ada empat yaitu fungsi perencanaan (planning), fungsi pengorganisasian (organizing), fungsi pelaksanaan (actuating) dan fungsi pengendalian (controlling).
Menurut Luther Gullick , fungsi manajemen ada tujuh yaitu fungsi fungsi perencanaan (planning), fungsi pengorganisasian (organizing), fungsi pengaturan anggota (staffing), fungsi pengarahan (directing), fungsi koordinasi (coordinating), fungsi pelaporan (reporting) dan fungsi pencapaian tujuan (budgeting).
Menurut Hersey and Blanchard, fungsi manajemen ada empat yaitu fungsi perencanaan (planning), fungsi pengorganisasian (organizing), fungsi peningkatan semangat (motivating) dan fungsi pengendalian (controlling).
Pada umumnya ada empat fungsi manajemen yang banyak dikenal masyarakat yaitu fungsi perencanaan (planning), fungsi pengorganisasian (organizing), fungsi pelaksanaan (actuating) dan fungsi pengendalian (controlling). Untuk fungsi pengorganisasian terdapat pula fungsi staffing (pembentukan staf). Para manajer dalam organisasi perusahaan bisnis diharapkan mampu menguasai semua fungsi manajemen yang ada untuk mendapatkan hasil manajemen yang maksimal.
a.    Perencanaan (planning)
adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Perencanaan juga dapat didefinisikan sebagai proses penyusunan tujuan dan sasaran organisasi serta penyusunan “peta kerja” yang memperlihatkan cara pencapaian tujuan dan sasaran tersebut.
b.    Pengorganisasian (organizing)
dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas yang telah dibagi-bagi. Pengorganisasian adalah proses penghimpunan SDM, modal dan peralatan, dengan cara yang paling efektif untuk mencapai tujuan upaya pemaduan sumber daya.
c.    Pelaksanaan (actuating)
adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha. Pelaksanaan adalah proses penggerakan orang-orang untuk melakukan kegiatan pencapaian tujuan sehingga terwujud efisiensi proses dan efektivitas hasil kerja.
d.   Pengendalian (controlling)
adalah suatu aktivitas menilai kinerja berdasarkan standar yang telah dibuat untuk kemudian dibuat perubahan atau perbaikan jika diperlukan. Proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan,diorganisasikan dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan target yang pendidikan yang dihadapi. Pengendalian dapat didefinisikan sebagai proses pemberian balikan dan tindak lanjut pembandingan antara hasil yang dicapai dengan rencana yang telah ditetapkan dan tindakan penyesuaian apabila terdapat penyimpangan.
2.    Tujuan dan Manfaat Manajemen Pendidikan
     Sedangkan Tujuan dan manfaat manajemen pendidikan antara lain:
a.    Terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran yang Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM);
b.    Terciptanya peserta didik yang aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara;
c.    Terpenuhinya semua dari 4 kompetensi tenaga kependidikan (tertunjangnya kompetensi manajerial tenaga kependidikan sebagai manajer)
d.   Tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efesien;
e.    Terbekalinya tenaga kependidikan dengan teori tentan proses dan tugas administrasi pendidikan (tertunjangnya profesi sebagai manajer atau konsultan manajemen pendidikan);
f.     Teratasinya masalah mutu pendidikan karena 80% masalah mutu disebabkan oleh manajemennya;
g.    Terciptanya perencanaan pendidikan yang merata, bermutu, relevan, dan akuntabel;
h.    Meningkatnya citra positif pendidikan.

No comments: