Eksistensi gelombang materi - DUNIA INFORMASI

Breaking

Sunday, 11 November 2018

Eksistensi gelombang materi

Untuk menyelidiki watak gelombang materi, diperlukan perangkat eksperimen yang dapat mendeteksi gejala interferensi dan atau difraksi untuk gelomban materi tersebut.Ini disebabkan karena gejala itu hanya dapat ditunjukkan oleh gelombang.Penalaran seperti ini pulalah yang menuntun Young (1801) dalam menyelidiki apakah cahaya sebagai gelombang atau bukan.
Efek difraksi hanya dapat diamati jika peralatan yang digunakan memilikiukuran karakteristik (apertur) seorde atau kurang dari panjang gelombang.Sebagai contoh bagi apertur adalah luas lensa, lebar celah, dan tetapan kisisebagaimana telah kita kenal dalam optika.
Jika a dan λ berurutan menyatakan ukuran apertur dan panjang gelombang, maka efek difraksi hanya dapat diamati jika Î» /a ≥ 1. Jika λ /a sangat kecil (< < 1) maka efek difraksi tidak dapat diamati.Dalam optika, jika  Î» /a ≥ 1  maka kita berada pada wilayah optika fisik.Sebaliknya jika λ / a < < 1 kita berada pada wilayah optika geometri. Sebagaimana kita ketahui, dalam optika geometri cahaya cukup digambarkan sebagai sinar yang arahnya sama dengan arah rambat cahaya. Dalam hal ini kita tidak perlu mengetahui secara persis apahakekat cahaya itu, sebagai gelombang ataukah sebagai partikel. Namun demikian, dalam optika geometri sebenarnya kita telah mengidentikkan cahaya sebagai partikel: arah sinar identik dengan trayektori partikel. Jika sinarmenjumpai bidang pantul maka akandipantulkan pada arah tertentu persis seperti trayektori bola tenis yang dipantulkan lantai.
Mengingat kecilnya nilai tetapan Planck (pada orde 10-34 ) maka panjang gelombang de Broglie pada umumnya juga sangat pendek.Oleh karena itu diperlukan apertur yang sangat kecil untuk menyelidiki munculnya watak gelombang materi tersebut. Apertur terkecil yang dapat dibuat dewasa ini memiliki ukuran sekitar 1 Ã… (yaitu jarak rata-rata antarbidang atom pada kristal).
Perlu dicacat bahwa, meskipun partikel hanya sebesar debu dan bergerak dengan sangat lambat, ternyata  gelombang de Broglie-nya masih terlalu kecil untuk dapat dideteksi. Untuk partikel makroskopis lainnya, tentu saja panjang gelombangnya akan lebih kecil lagi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa aspek gelombang pada gerak partikel makroskopis sangat sulit dideteksi, bahkan cenderung tidak mungkin dideteksi. Dengan kata lain, partikel makroskopis tidak akan menunjukkan watak gelombang.
Pada tahun 1927, Davisson dan Germer (di USA) dan P.G. Thomson* (diSwedia) berhasil menunjukkan watak gelombang pada elektron.Thomson menunjukkan adanya efek difraksi ketika berkas elektron ditembakkan pada suatu lapisan tipis. Sedangkan Davisson dan Germer menyelidiki efek difraksi yang dihasilkan berkas elektron yang ditembakkan pada kristal. Mereka mendapatkan hadiah Nobel (1937) atas temuannya itu.
Mengamati beberapa contoh perhitungan di atas, juga hasil percobaanDavisson dan Germer, maka dapat disimpulkan bahwa partikel material benarbenar dapat menunjukkan watak sebagai gelombang sebagaimana dihipotesiskan oleh de Broglie.
Cabang fisika yang menelaah cara mendapatkan fungsi gelombang untuk partikel material dikenal sebagai mekanika gelombang atau mekanika kuantum. Erwin Schrödinger (1926) dan Werner Heisenberg (1925) secara terpisah berhasil merumuskan cara mendapatkan fungsi gelombang tersebut. Kedua ahli itu selanjutnya dikenal sebagai pelopor mekanika kuantum.


 Sumber :

Fisika Kuantum, Tersedia :
https://kupdf.com.Di unduh pada tanggal 12 Desember 2017.

Gelombang Materi dan Asasketidakpastian Heisenberg, Tersedia :
http://nurun.lecturer.uin-malang.ac.id
https://ributhermanto201043118.files.wordpress.com.Di unduh pada tanggal 12 Desember 2017.

No comments: