Revisi Taksonomi Bloom Dalam Aspek Kognitif - DUNIA INFORMASI

Breaking

Tuesday, 25 June 2019

Revisi Taksonomi Bloom Dalam Aspek Kognitif

"Analaisis Pengetahuan Matematis Siswa" demikianlah sedikit judul skripsi yang menjadi tugas akhir saya waktu kuliah, dan inilah tugas akhir yang sangat melelahkan, karena menghabiskan hampir dua tahun untuk menyelesaikanya kenapa demikian? karena referensi terkait hal itu masih sangat sedikit dan ada referensi yang bukan berbahasa Indonesia. Untungnya ada Mas GOOGLE yang selalu menjadi teman sejati untuk membantu menterjemahkan dan memberi beberapa data. Pengetahuan Merupakan bagian dari Aspek kognitif yang termasuk dalam Taksonomi Bloom. Tak perlu panjang lebar basa-basinya mungkinlangsung saja sobat..
Revisi Taksonomi Bloom, begitulah penamaan atas revisi yang dilakukan Lorin Anderson atas Taksonomi Bloom. Bagaimana persisnya ?...berikut ringkasannya
Benjamin S. Bloom adalah seorang psikologi pendidikan berkebangsaan Amerika Serikat memberikan kontribusi besar di bidang pendidikan dengan menyusun klasifikasi objektif kognitif kependidikan serta teori belajar tuntas (mastery learning). Konsep Taksonomi Bloom dikembangkan pada tahun 1956 oleh Benjamin S. Bloom bersama dengan rekannya Krathwohl.
Taksonomi Bloom membuat suatu klasifikasi berdasarkan urutan keterampilan berpikir dalam suatu proses yang semakin lama semakin tingi tingkatanya. Mula-mula taksonomi bloom terdiri atas dua bagian yaitu ranah kognitif dan ranah afektif (cognitive domain and affective domain). Bloom tidak menambahkan ranah psikomotor. Akhirnya tahun 1966 Simpson menambahkan ranah psikomotor melengkapi apa yang tekah dibuat oleh Bloom. Dengan demikian menjadi tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor. (Ketiga ranah tersebut tidak diuraikan karena merupakan taksonomi bloom yang lama, telah banyak referensi terkait hal itu).
Salah seorang murid Bloom yang bernama Lorin Anderson merevisi taksonomi Bloom pada tahun 1990. Hasil perbaikannya dipublikasikan pada tahun 2001 dengan nama Revisi Taksonomi Bloom. Dalam revisi ini ada perubahan kata kunci, Masing-masing kategori masih diurutkan secara hirarkis dari urutan terendah ke yang lebih tinggi. Pada ranah kognitif kemampuan berpikir analisis dan sintesis diintegrasikan menjadi analisis saja. Dari jumlah enam kategori pada konsep terdahulu tidak berubah jumlahnya karena Lorin memasukan kategori baru yaitu creating yang sebelumnya tidak ada.
Taksonomi  Hasil revisi Anderson pada Ranah Kognitif adalah:
  1. Mengingat, Kata-kata operasional yang digunakan adalah mengurutkan, menjelaskan, mengidentifikasi, menamai, menempatkan, mengulangi, menemukan kembali.
  2. Memahami, Kata-kata operasional yang digunakan adalah menafsirkan, meringkas mengklasifikasikan, membandingkan, menjelaskan, membeberkan.
  3. Menerapkan, Kata-kata operasional yang digunakan adalah melaksanakan, menggunakan, menjalankan, melakukan, mempraktekan, memilih, menyusun, memulai, menyelesaikan, mendeteksi.
  4. Menganalisis, Kata-kata operasional yang digunakan adalah menguraikan, membandingkan, mengorganisir, menyusun ulang, mengubah struktur, mengkerangkakan, menyusun outline, mengintegrasikan, membedakan, menyamakan, membandingkan, mengintegrasikan.
  5. Mengevaluasi, Kata-kata operasional yang digunakan adalah menyusun hipotesi, mengkritik, memprediksi, menilai, menguji, membenarkan, menyalahkan.
  6. Berkreasi, Kata-kata operasional yang digunakan adalah merancang, membangun, merencanakan, memproduksi, menemukan, membaharui, menyempurnakan, memperkuat, memperindah, menggubah.
Dalam berbagai aspek dan setelah melalui revisi, Taksonomi Bloom tetap menggambarkan suatu proses pembelajaran, cara kita memproses suatu informasi sehingga dapat dimanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa prinsip didalamnya adalah (1)  Sebelum kita memahami sebuah konsep maka kita harus mengingatnya terlebih dahulu, (2) Sebelum kita menerapkan maka kita harus memahaminya terlebih dahulu, (3) Sebelum kita mengevaluasi dampaknya maka kita harus mengukur atau menilai, (4) Sebelum kita berkreasi sesuatu maka kita harus mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis dan mengevaluasi, serta memperbaharui.
Pentahapan berpikir seperti itu bisa jadi mendapat sanggahan dari sebagian orang. Alasannya, dalam beberapa jenis kegiatan, tidak semua tahap seperti itu diperlukan. Contohnya dalam menciptakan sesuatu tidak harus melalui pentahapan itu. Hal itu kembali pada kreativitas individu. Proses pembelajaran dapat dimulai dari tahap mana saja. Namun, model pentahapan itu sebenarnya melekat pada setiap proses pembelajaran secara terintegrasi. Sebagian orang juga menyanggah pembagian pentahapan berpikir seperti itu karena dalam kenyataannya siswa seharusnya berpikir secara holistik. Ketika kemampuan itu dipisah-pisah maka siswa dapat kehilangan kemampuannya untuk menyatukan kembali komponen-komponen yang sudah terpisah. Model penciptaaan suatu produk baru atau menyelesaian suatu proyek tertentu lebih baik dalam memberikan tantangan terpadu yang mendorong siswa untuk berpikir secara kritis.

“Perbandingan Taksonomi Bloom dan Hasil revisinya untuk ranah kognitif dapat dilihat pada tabel berikut ini”
Dari tabel diatas dapat dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut :
(1) Tingkatan tingkah laku pada taksonomi bloom yang lama menggunakan kata sifat sedangkan Lorin Anderson mengubahnya dengan menggunakan kata kerja. (2) Tingkatan terendah (C1) Pengetahuan diganti dengan Mengingat. (3) Tingkatan C5 Sintesa dan tingkatan C6 Evaluasi dilebur menjadi Mengevaluasi yang berkedudukan pada tingkatan C5. (4) Tingkatan C6 digantikan menjadi Berkreasi.

No comments: