SANG BENALU
Tiba mentari hendak pulang keperaduan . . .
Sinar hangat menyelimuti . . .
Duduk menyendiri menanti sang rembulan . . .
Sedang hanyal terbang tinggi mencari jati diri . . .
Siapa aku yang tertunduk sipu di hadapan Sang ESA ?
Siapa aku yang berdiri di Antara ribuan manusia ?
Siapa aku yang bahkan kepada Syurga hidup dan matiku aku tak mampu berkata ? . . .
Kepada Ibu yang aku rindu . . .
Kepada Syurga yang Ia beri semasa hidupku . . .
Maaf aku masih jadi benalu . . .
Benalu yang merugi inang pada tanaman perdu . . .
Cita ku terlalu jauh bu . . .
Sejauh mentari merindu sang Bulan . . .
Hingga nafas meninggalkan ragamu . .
Tubuh ini hanya mampu tunduk membisu dengan tatapan kaku . . .
Sesalku kini tak bermakna . . .
Seperti diri hampa nan merana . . .
Hanya doa yang bisa ku panjatkan kepada Sang ESA . . .
Semoga engkau berada di SyurgaNya . . .
Ibu . . .
Andai ini belum terjadi . . .
Andai itu belum berlalu . . .
Aku ingin berbakti sepenuh hati . . .
Kepada engkau Syurga hidup dan matiku . . .
Meski dentuman rindu yang kuteriakan . . .
Namun hanya aku dan sajak yang tertinggal di hening malam . . .
Tiada saksi selain alam gelap nan mencengkam . . .
Kepadamu tirai yang menari dalam haluku . . .
Angin penyelimut malamku . . .
Serta dinding penyangga sandarku . . .
Mohon . . . Katakan pada Ibu,
Katakan pada Ibu bahwa aku merindu . . .
Fb : Tree handayani
IG : Tree_ndell
No comments:
Post a Comment