KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan hidayahnya sehingga tugas
penyusunan makalah ini dapat diselesaikan.
Makalah ini disusun untuk diajukan
sebagai salah satu tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik semester tiga.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Rika Wahyuni S.si selaku dosen mata
kuliah Perkembangan dan Bimbingan Peserta Didik yang telah membimbing
kami dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah
ini masih jauh dari kata sempurna, sebagaimana peribahasa mengatakan “Tak ada
gading yang tak retak”. Hal itu disebabkan karena keterbatasan wawasan dan
pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami senantiasa mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca sekalian.
Demi perbaikan makalah ini di masa yang
akan datang.
Akhirnya kami berharap mudah-mudahan
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Singkawang, 21 September 2014
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang masalah
Setiap fase atau tahap pada perkembangan
individu meliputi kemampuan bertingkah laku yang seharusnya dicapai oleh anak
pada periode perkembangan tertentu. Jika setiap anak yang berada dalam periode
perkembangan itu dapat memperoleh kemampuan bertingkah laku yang sesuai dengan
ciri-ciri khas kemampuan bertingkah laku pada periode itu, maka anak tersebut
memiliki perkembangan yang sempurna.
Akan tetapi tidak setiap anak dapat mengalami
perkembangan yang sempurna, permasalahan bagi manusia akan semakin kompleks
ketika mereka menginjak usia remaja, pada masa remaja itulah mereka mulai
mengenal lingkungan atau masyarakat yang lebih luas yang selalu dihadapkan pada
permasalahan-permasalahan yang yang lebih rumit yang memerlukan penanganan yang
sangat serius. Permasalahan bagi peserta didik usia remaja timbul baik dari
intern ataupun ekstern yang keselurahannya sangat mengganggu pada proses
belajar dan pembelajaran peserta didik di usia seperti itu. Keingin tahuan pada
usia remaja sangatlah besar karena pada masa itu mereka masih mencari jati diri
dan figur yang di idolakan oleh mereka.
Oleh karena itu, bagi seorang pendidik
haruslah tahu keadaan peserta didiknya dan harus bisa mengarahkan pada hal-hal
yang positif sehingga peserta didik pada usia remaja akan terarah pada hal-hal
yang positif, pendidik juga harus mengetahui gejala-gejala yang terdapat pada
peserta didik usia tersebut dan bisa memberikan solusi yang terbaik dalam
menghadapi keadaan peserta didik seperti itu maka oleh karena itu diperlukan
konsep dan tugas perkembangan peserta didik.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dapat diuraikan
dalam pembahasan konsep dan tugas perkembangan ini antara lain :
1. Bagaimana konsep
tugas perkembangan?
2
Apa yang dimaksud dengan tugas perkembangan?
3. Apa saja tugas
perkembangan peserta didik pada masa remaja?
4. Bagaimana cara
mengimplikasikan tugas-tugas perkembangan peserta didik pada usia remaja?
1.3 Tujuan dan Manfaat
Pembahasan
Tujuan dan manfaat pembahasan yang dapat
diuraikan dalam konsep dan tugas perkembangan ini antara lain :
1. Untuk memahami tentang konsep tugas perkembangan
2. Untuk mengetahui
pengertian tugas perkembangan
3. Untuk mengetahui
tugas perkembangan peserta didik pada masa remaja
4. Untuk mengetahui cara
mengimplikasikan tugas-tugas perkembangan peserta didik pada usia remaja
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Tugas
Perkembangan
Perkembangan mencakup seluruh aspek
kepribadian, dan satu aspek dengan yang lainnya saling berinteraksi. Sebagian
besar dari perkembangan aspek – aspek kepribadian itu terjadi melalui proses
belajar, baik proses belajar yang sederhana dan mudah maupun yang kompleks dan
sukar. Suatu proses perkembangan yang bersifat alami, yaitu yang berupa
kematangan, berintegrasi dengan proses penyesuaian diri dengan tuntutan dan
tantangan dari luar, tetapi keduanya masih dipengaruhi oleh kesediaan, kemauan
dan aspirasi individu untuk berkembang. Ketiganya mempengaruhi penyelesaian
tugas – tugas yang dihadapi individu dalam perkembangannya. Menurut Havighurst,
tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang harus diselesaikan individu pada
fase-fase atau periode kehidupan tertentu; dan apabila berhasil mencapainya
mereka akan berbahagia, tetapi sebaliknya apabila mereka gagal akan kecewa dan
dicela orangtua atau masyarakat dan perkembangan selanjutnya juga akan
mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugas selanjutnya. Jadi
penyelesaian tugas – tugas perkembangan dalam suatu periode atau tahap tertentu
akan mempengaruhi penyelesaian tugas – tugas pada tahap berikutnya.
Adapun yang menjadi sumber dari pada
tugas-tugas perkembangan tersebut menurut Havighurst adalah kematangan fisik,
tuntutan masyarakat atau budaya dan nilai - nilai dan aspirasi individu.
Pembagian tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikan individu pada tahap
perkembangan yaitu ada empat tahap besar perkembangan individu yaitu masa bayi
dan kanak – kanak, masa anak, masa remaja, yang terbagi lagi atas dewasa muda,
dewasa, dan usia lanjut.
Tugas perkembangan merupakan suatu tugas
yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu, yang
apabila tugas itu dapat berhasil dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan
kesuksesan dalam menuntaskan tugas berikutnya, sementara apabila gagal maka
akan menyebabkan ketidakbahagiaan pada diri individu yang bersangkutan,
menimbulkan penolakan masyarakat dan kesulitan dalam menuntaskan tugas
berikutnya (Yusuf 1992:3).
B. Sumber Tugas
Perkembangan
Munculnya tugas-tugas perkembangan,
bersumber pada faktor-faktor berikut:
v Kematangan fisik,
misalnya (a) belajar berjalan karena kematangan otot-otot kaki ; (b) belajar
bertingkah laku, bergaul dengan jenis kelamin yang berbeda pada masa remaja
karena kematangan organ-organ seksual.
v Tuntutan masyarakat
secara kultural, misalnya (a) belaar membaca, (b) belajar menulis (c) belajar
berhitung, (d) belajar berorganisasi.
v Tuntutan dari
dororngan dan cita-cita individu sendiri, misalnya (a) memilih pekerjaan (b)
memilih teman hidup.
v Tuntutan norma
agama, misalnya (a) taat beribadah kepada Allah SWT, (b) berbuat pada sesama
manusia.
Tugas perkembangan adalah sesuatu tugas
yang timbul pada periode tertentu dalam kehidupan seseorang.
1. Teori dorongan
(motivasi) dikemukakan Morgan, bahwa segenap tingkah laku distimulir dari
dalam. Bahwa motivasi adalah merupakan dorongan keinginan sekaligus sebagai
sumberdaya penggerak melakukan sesuatu yang berasal dari dalam dirinya.
2. Teori dinamisme
mengatakan bahwa di dalam organisme yang hidup itu selalu ada usaha yang
positif ia akan selalu mencari pengalaman-pengalaman baru.
3. Kartono berpendapat
bahwa ekstensi anak dipastikan oleh adanya : a) Segenap kualitas hereditas; b)
Pengalaman masa lampau dan masa sekarang, dalam suatu lingkungan sosial
tertentu dan sebagai produk proses belajar secara kontinyu.
4. Havighurst (1953).
Mengemukakan bahwa perjalanan hidup seseorang ditandai oleh adanya tugas-tugas
yang harus dipenuhi.Secara garis besar Havighurst menengaskan bahwa tugas-tugas
perkembangan yang dilakukan seseorang pada masa kehidupan tertentu adalah
disesuaikan dengan norma-norma sosial serta norma-norma kebudayaan.Tugas-tugas
perkembangan dituntut adanya korelasi antara potensi diri dan pendidikan yang
diterima nak, serta norma-norma sosial budaya yang ada. Perkembangan fisik pada
siswa usia sekolah menengah ditandai dengan adanya perubahan bentuk, berat, dan
tinggi badan. Selain hal itu, perkembangan fisik pada usia ini ditandai pula
dengan munculnya ciri-ciri kelamin primer dan sekunder. Hormon testoterone dan
estrogen juga turut mempengaruhi perkembangan fisik. Perkembangan intelektual
siswa SLTP ditandai dengan berkembangnya kemampuan berpikir formal operasional.
Selain itu, kemampuan mengingat dan memproses informasi cukup kuat berkembang
pada usia ini Perkembangan pemikiran sosial dan moralitas nampak pada sikap
berkurangnya egosentrisme. Siswa SLTP dan SMU juga telah mempunyai pemikiran
politik dan keyakinan yang lebih rasional. Terdapat berbagai mazhab atau aliran
dalam pendidikan yang membahas faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
anak. Di antaranya adalah aliran nativisme, empirisme, dan konvergensi. Papalia
dan Olds (1992:7-8) menyebutkan faktor internal dan eksternal yang telah
memberi pengaruh besar terhadap perkembangan anak.Urie Bronfenbrenner
menyatakan ada 4 tingkatan pengaruh lingkungan seperti, sistem mikro, meso dan
exo yang membentuk pribadi anak.Sedangkan pandangan konvensional menyatakan
bahwa ada 3 faktor dominan yang mempengaruhi perkembangan siswa SLTP dan
SMU, yaitu pembawaan, lingkungan dan waktu. Inventori Tugas Perkembangan
manusia sepanjang hidupnya selalu mengalami perkembangan.Perkembangan tersebut
berlangsung dalam beberapa tahap yang saling berkaitan.Gangguan pada salah satu
tahap dapat mengakibatkan terhambatnya perkembangan secara keseluruhan. Untuk
mengidentifikasi masalah perkembangan, diperlukan pengukuran kuantitatif
tentang tingkat-perkembangan mulai dari tingkat sekolah dasar sampai dengan
perguruan tinggi. Salah satu instrumen yang dapat digunakan untuk mengukur
tingkat perkembangan peserta didik adalah ITP (Inventori Tugas Perkembangan)
yang dikembangkan oleh Sunaryo, dkk.Dengan alat ITP, Guru Bimbingan dan
Konseling (Konselor) dapat memahami tingkat perkembangan individu maupun kelompok,
mengidentifikasi masalah yang menghambat perkembangan dan membantu peserta
didik yang bermasalah dalam menyelesaikan tugas perkembangannya.
C. Pengertian Peserta
Didik Usia Remaja
Penggunaan istilah peserta didik usia
remaja, untuk menghindari kesimpangsiuran dan kesalah pahaman istilah peserta
didik usia remaja maka dalam makalah ini akan dijelaskan istilah peserta didik
remaja. Istilah asing yang sering digunakan dalam istilah peserta didik usia
antara lain :
1. Puberteit yang
dimaksud adalah usai kedewasaan atau masa pertumbuhan rambut di daerah tulang
2. Adolestensia
maksudnya adalah masa muda usia antara 12 – 22 Tahun. Pubertas dan adolestensia
akhir-akhir ini diartikan sama Karena sulitnya membedakan proses psikis pada
pubertas dan awal proses psikis pada adolestensia.
3. Youth Remaja sangat
sulit diartikan secara mutlak, dibawah ini pengertian remaja menurut berbagai
pandangan :
a) Remaja menurut
Hukum Dalam undang-undang perkawinan no. 1/1974 pasal 7 menjelaskan usia
minimal untuk suatu perkawinan 16 tahun untuk wanita dan 19 tahun bagi pria,
walaupun undang-undang tidak menyebutkan anak yang berusia di atas yang
disebutkan tadi bukan anak-anak lagi dan juga tidak bisa dianggap sebagai orang
dewasa penuh karena dalam usia tersebut mereka masih dianjurkan meminta izin
dulu pada orangtua mereka.
b) Remaja ditinjau
dari sudut perkembangan fisik Dalam ilmu kedokteran istilah remaja dikenal
sebagai suatu tahap perkembangan fisik di mana alat-alat kelamin manusia
mencapai kematangannya. Masa pematangan fisik ini berjalan kurang lebih 2 tahun
dan biasanya dihitung mulai menstruasi (haid) pertama pada anak wanita (mulai
umur 9 tahun) atau anak pria mengalami mimpi basah (mengeluarkan air mani pada
waktu tidur/kira-kira usia 15 tahun) yang pertama, masa ini disebut masa
pubertas.
c) Batasan remaja
Menurut Who, Remaja adalah suatu masa pertumbuhan dan perkembangan dimana:
individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual
sekundernya saat ia mencapai kematangan seksual. Diantaranya:
· individu mengalami
perkembangan psikologi dan pola indentifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa
· terjadi peralihan
dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih
mandiri (muangman, yang dikutip oleh sarlito, 1991:9)
4. Remaja ditinjau
dari faktor sosial psikologis Salah satu ciri remaja di samping tanda-tanda
seksualnya adalah: “ perkembangan psikologis dan pada identifikasi dari
kanak-kanak menjadi dewasa”. Puncak perkembangan jiwa itu ditandai dengan
adanya proses perubahan dari kondisi “entropi” yaitu keadaan di mana kesadaran
manusia masih belum tersusun rapi, ke kondisi “negen-tropi” yaitu keadaan
dimana isi kesadaran tersusun dengan baik, pengetahuan yang satu terkait dengan
perasaan atau sikap.(sarlito, 1991:11)
5. Definisi remaja
menurut masyarakat Indonesia Sebagai pedoman umum untuk remaja Indonesia dapat
digunakan batasan usia 11-24 tahun dan belum menikah.
Pertimbangan-pertimbangannya adalah sebagai berikut:
a) usia 11 tahun
adalah usia yang pada umumnya tanda-tanda seksual sekunder mulai tampak
(criteria fisik)
b) kebanyakan
masyarakat Indonesia menganggap usia11 tahun sudah akil balik, baik menurut
adat atau agama (criteria sosial)
c) pada usia 11 tahun
mulai ada tanda-tanda penyempurnaan perkembangan jiwa seperti tercapainya
identitas diri (ego identity: Erik Erikson), tercapainya fase genital dari
perkembangan kognitif (piaget) maupun moral (Khohlberg).
d) usia 24 adalah
batas maksimal, member peluang bagi mereka yang masih menggantungkan pada orang
lain (secara tradisi), golongan ini masih banyak terdapat di Negara Indonesia.
e) status pernikahan,
seorang yang telah menikah di usia berapapun di anggap dan diperlakukan sebagai
seorang dewasa penuh, baik secara hukum, maupun dalam kehidupan bermasyarakat
dan keluarga.
D. Tugas Perkembangan
Masa Remaja
Tugas perkembangan yang harus dikuasai
peserta didik pada masa remaja diantaranya yaitu :
1. Mencapai kematangan
dalam beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Mencapai kematangan
berperilaku etis
3. Mencapai kematangan
emosi
4. Mencapai kematangan
intelektual
5. Mencapai kesadaran
tanggung jawab social
6. Mencapai kematangan
perkembangan pribadi
7. Mencapai kematangan
hubungan dengan teman sebaya
8. Memiliki
kemandirian perilaku ekonomis
9. Mencapai kematangan
dalam pemilihan karier
10. Mencapai
kematangan dalam kesiapan diri untuk menikah dan hidup berkeluarga (khususnya
remaja akhir)
E. Implikasi
Tugas-Tugas Perkembangan Remaja dalam Penyelenggaraan Pendidikan
Memperhatikan banyaknya faktor kehidupan
yang berada di lingkungan remaja, maka pemikiran tentang penyelenggaraan
pendidikan juga harus memperhatikan faktor-faktor tersebut. Sekalipun dalam
penyelenggaraan pendidikan diakui bahwa tidak mungkin memenuhi tuntutan dan
harapan seluruh faktor yang berlaku tersebut.
1. Pendidikan yang
berlaku di Indonesia, baik pendidikan yang di-selenggarakan di dalam sekolah
maupun di luar sekolah, pada umumnya diselenggarakan dalam bentuk klasikal. Penyelenggaraan
pendidikan klasikal ini berarti memberlakukan sama semua tindakan pendidikan
kepada semua remaja yang tergabung di dalam kelas, sekalipun masing-masing di
antara mereka sangat berbeda-beda. Pengakuan terhadap kemampuan setiap pribadi
yang beranekaragam itu menjadi kurang. Oleh karena itu, yang harus mendapatkan
perhatian di dalam penyelenggaraan pendidikan adalah sifat-sifat dan kebutuhan
umum remaja, seperti pengakuan akan kemampuannya, ingin untuk mendapatkan
kepercayaan, kebebasan, dan semacamnya.
2. Beberapa usaha yang
perlu dilakukan di dalam penyelenggaraan pendidikan, sehubungan dengan minat
dan kemampuan remaja yang dikaitkan terhadap cita-cita kehidupannya antara lain
adalah:
a. Bimbingan karier
dalam upaya mengarahkan siswa untuk menentukan pilihan jenis pendidikan dan
jenis pekerjaan sesuai dengan kemampuannya.
b. Memberikan
latihan-latihan praktis terhadap siswa dengan ber-orientasi kepada kondisi
(tuntutan) lingkungan.
c. Penyusunan
kurikulum yang komprehensif dengan mengem¬bangkan kurikulum muatan lokal.
3. Keberhasilan dalam
memilih pasangan hidup untuk membentuk keluarga banyak ditentukan oleh
pengalaman dan penyelesaian tugas-tugas perkembangan masa-masa sebelumnya.
Untuk me¬ngembangkan model keluarga yang ideal maka perlu dilakukan:
1) Bimbingan tentang
cara pergaulan dengan mengajarkan etika pergaulan lewat pendidikan budi pekerti
dan pendidikan keluarga.
2) Bimbingan siswa
untuk memahami norma yang berlaku baik di dalam keluarga, sekolah, maupun di
dalam masyarakat. Untuk kepentingan ini diperlukan arahan untuk kebebasan
emosional dari orang tua.
F. Upaya Memfasilitasi Tugas-tugas
Perkembangan
Setiap individu dituntut untuk dapat
menuntas setiap tugas-tugas perkembangan dalam tahapan-tahapan yang telah
ditentukan, namun tpenuntasan tersebut tidak selamanya berjalan mulus, karena
sering terjadinya hambatan-hambatan baik dari faktor internal maupun eksternal.
Faktor internal terkait dengan kondisi individu itu sendiri sedangkan faktor
eksternal adalah yang berasal dari lingkungan, seperti faktor keluarga.
Jika dilihat dari tugas perkembangan
bagi setiap periode/usia perkembangan, sebenarnya penuntasan perkembangan anak
dan remaja dipengaruhi juga oleh pencapaian tugas orang dewasa. Jika mereka
telah berhasil menuntaskan tugas-tugas perkembangan tersebut, berarti secara
tidak langsung telah memfasilitasi anak dalam menuntaskan tugas-tugas
perkembangannya.
Faktor eksternal lainnya yang
mempengaruhi pencapaian tugas perkembangan anak dan remaja atau peserta didik
adalah sekolah. Beberapa upaya yang seyoginya diperhatikan pihak sekolah
adalah:
a) Menciptakan iklim
religious yang dapat memfasilitasi perkembangan kesadaran beragama, akhlak
mulia, etika atau karakter peserta didik
b) Membangun suasana
sosio-emosional yang kondusif bagi perkembangan keterampilan social dan
kematangan emosi peserta didik.
c) Membangun iklim
intelektual yang memfasilitasi perkembangan berpikir, nalar, dan kemampuan
mengambil keputusan yang baik.
d) Mengoptimalkan
program bimbingan dan konseling untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik.
BAB IV
KESIMPULAN
3.1 KESIMPULAN
Tugas-tugas perkembangan remaja yang
meliputi tugas kehidupan pribadi
sebagai individu, kehidupan pendidikan
dan karier, serta kehidupan
keluarga merupakan langkah awal seorang
remaja dalam melaksanakan
kehidupan bermasyarakat agar diterima
sebagai individu yang mandiri
dan mampu beradaptasi dengan berbagai
kondisi masyarakat yang sangat
kompleks.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Internet :
Rifai, Ahmad .2009. KARAKTERISTIK DAN
TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN. [Online].
Tersedia :
http://moshimoshi.netne.net/materi/psikologi_pendidikan/bab_5.htm (1 Maret
2011)
Shavie .2009. Tugas – tugas
Perkembangan. [Online]. Tersedia :
http://shavie140188.blogspot.com/2009/06/tugas-tugas-perkembangan.html
(1 Maret 2011)
Yusuf, LN. 2010. Tugas – tugas
Perkembangan. [Online]. Tersedia :
http://file.upi.edu/Direktori/A%20%20FIP/JUR.%20PEND.%20LUAR%20SEKOLAH/194412051967101%20%20KOKO%20DARKUSNO%20A/TUGAS-TUGAS%20PERKEMBANGAN.pdf
(1 Maret 2011)
Sumber Buku:
Ali, Muhammad. Psikologi Perkembangan.
Aksara
Hurlock, E.B. 1990. Psikologi
Perkembangan. Jakarta : Erlangga,
Suryabrata, Sumadi. 1991.Psikologi
Pendidikan. Jakarta : C.V. Rajawali
Yusuf, Syamsu dan Nani M. Sugandhi.
2011. Perkembangann Peserta Didik. Jakarta: Rajawali Pers
Yusuf, Syamsu. (2008). Psikologi
Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung. PT Remaja Rosdakarya
No comments:
Post a Comment